Aktivis Batam Haris Angkat Bicara Soal Program Makan Bergizi Gratis: “Sehatkan Anak Didik, Bukan Sebaliknya”

Aktivis Batam Haris Angkat Bicara Soal Program Makan Bergizi Gratis: “Sehatkan Anak Didik, Bukan Sebaliknya”
Aktivis Batam Haris Angkat Bicara Soal Program Makan Bergizi Gratis: “Sehatkan Anak Didik, Bukan Sebaliknya”




Batam24– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang pemerintah sebagai upaya meningkatkan gizi dan kesehatan peserta didik justru menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, muncul laporan di sejumlah daerah adanya siswa sekolah yang diduga keracunan makanan gratis dari program tersebut hingga harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Kabar ini sontak memicu kekhawatiran orang tua dan pemerhati pendidikan, termasuk di Kota Batam. Aktivis masyarakat, Haris, menegaskan bahwa program yang seharusnya menjadi solusi justru berpotensi menjadi ancaman jika tidak diawasi dengan baik.

“Seharusnya Makan Bergizi Gratis ini membuat anak-anak jadi sehat, bukan malah sebaliknya. Kalau sampai ada anak-anak keracunan, berarti ada masalah besar dalam pengawasan distribusi maupun kualitas makanannya,” ujar Haris kepada awak media di Batam, Kamis (2/10).

Usul Bantuan Dialihkan dalam Bentuk Uang

Menurut Haris, pemerintah perlu mengevaluasi ulang pelaksanaan program MBG. Ia menyarankan agar bantuan tidak harus diwujudkan dalam bentuk makanan siap saji, melainkan bisa dalam bentuk uang tunai bagi siswa dari keluarga tidak mampu.

“Kalau memang mau memberi bantuan, lebih baik dalam bentuk uang. Biarkan orang tua yang menyiapkan bekal untuk anaknya. Mereka lebih tahu mana yang sehat dan aman untuk dikonsumsi anaknya, dibanding harus mengandalkan penyedia yang justru tidak terjamin kebersihannya,” tegasnya.

Dugaan Ajang Cari Keuntungan

Lebih jauh, Haris menyoroti adanya indikasi bahwa program MBG dijadikan sebagai ladang bisnis oleh pihak-pihak tertentu. Ia menduga motivasi keuntungan lebih mendominasi ketimbang niat tulus menyediakan makanan sehat untuk peserta didik.

“Jangan jadikan Makan Bergizi Gratis ini sebagai ajang cari keuntungan. Kalau tidak ada keuntungan, tentu orang tidak akan berebut menjadi penyedia makan siang gratis. Jadi jelas ada kepentingan bisnis di balik ini,” kata Haris dengan nada keras.

Suara Wali Murid dan Pengamat Pendidikan

Salah seorang wali murid di Batam yang enggan disebutkan namanya juga mengaku khawatir dengan kualitas makanan gratis tersebut.

“Sebagai orang tua tentu kami takut. Kalau benar ada kasus keracunan, berarti pengawasan masih sangat lemah. Anak-anak kami yang jadi taruhannya,” ujarnya.

Sementara itu, seorang pengamat pendidikan lokal, Andi Prasetyo, menilai bahwa program MBG memang baik dari sisi tujuan, namun pelaksanaannya tidak boleh sembarangan. “Kalau sekadar membagi makanan tanpa memperhatikan standar kesehatan dan kebersihan, itu sama saja bunuh diri. Pemerintah harus bekerja sama dengan ahli gizi, dinas kesehatan, bahkan melibatkan BPOM untuk pengawasan kualitas makanan,” jelasnya.

Ancaman Bagi Masa Depan Anak Didik

Aktivis Haris menutup pernyataannya dengan peringatan keras bahwa jika kasus serupa terus berulang, dampaknya akan fatal bagi peserta didik.

“Kalau ini masih terus berlanjut, tentu akan membawa dampak buruk bagi anak-anak, bukan hanya kesehatan fisik tapi juga psikologis. Pemerintah harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat,” pungkasnya

(Siswandi)