Perang Iran–Israel Meletus, Dunia di Ambang Konflik Regional

Perang Iran–Israel Meletus, Dunia di Ambang Konflik Regional




iklan honda desktp

iklan honda desktp

Batam24.com – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel resmi berubah menjadi perang terbuka sejak 13 Juni 2025. Hingga hari ini, 18 Juni, serangan balasan terus berlangsung tanpa henti, menewaskan ratusan orang, memicu krisis kemanusiaan, serta mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah dan global.

Serangan Udara dan Rudal Tanpa Henti

Israel memulai operasi militer besar-besaran bernama Operation Rising Lion, menargetkan lebih dari 100 fasilitas strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir Natanz, markas Garda Revolusi Iran (IRGC), dan jaringan komunikasi militer. Serangan ini menggunakan jet tempur, rudal jelajah, dan drone canggih dengan presisi tinggi.

Iran membalas dengan peluncuran ratusan rudal balistik dan drone tempur ke kota-kota besar Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa. Rudal hipersonik Fattah-1 dan rudal jarak jauh Haj Qassem dilaporkan digunakan dalam serangan ini.

Meskipun sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar rudal, beberapa berhasil menghantam target vital, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

Menurut laporan internasional:

Iran: Lebih dari 600 orang tewas, termasuk ilmuawan nuklir, personel militer, dan warga sipil. Ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Israel: Sedikitnya 24 orang tewas, ratusan terluka, dan puluhan bangunan hancur akibat serangan balasan Iran.

Fasilitas energi, jembatan, dan sistem komunikasi kedua negara mengalami kerusakan parah. Kota-kota besar seperti Teheran dan Tel Aviv dalam kondisi siaga tinggi.

Reaksi Dunia Internasional

Konflik ini mengundang perhatian global:

Amerika Serikat menyatakan dukungannya terhadap Israel namun belum terlibat langsung. Presiden AS mengerahkan kapal induk USS Nimitz ke wilayah Teluk.

Donald Trump, dalam pernyataannya, mendesak Iran untuk “menyerah tanpa syarat” dan memperingatkan warga Teheran untuk segera meninggalkan kota.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, membalas dengan pernyataan bahwa “perang ini adalah permulaan kebangkitan Islam melawan Zionis.”

Negara-negara seperti Cina, Rusia, Turki, Mesir, dan sejumlah anggota G7 menyerukan segera diadakannya gencatan senjata dan dialog damai.

Ancaman Perluasan Konflik

Kelompok milisi pro-Iran seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon diduga mulai bersiap memberikan dukungan militer terhadap Iran. Beberapa rudal telah ditembakkan ke arah Israel dari wilayah lain di Timur Tengah.

Evakuasi besar-besaran juga terjadi. Negara-negara Barat seperti Irlandia, Inggris, dan Jerman telah memulangkan warganya dari Iran dan Israel.

Krisis Energi dan Dampak Ekonomi

Konflik ini menyebabkan harga minyak dunia melonjak tajam di atas USD 100 per barel. Beberapa maskapai dunia menutup jalur penerbangan ke Timur Tengah, dan pasar saham global menunjukkan penurunan tajam sejak perang dimulai.