Ziarah Makam Nong Isa: Amsakar–Li Claudia Kukuhkan Tekad Majukan Batam

Ziarah Makam Nong Isa: Amsakar–Li Claudia Kukuhkan Tekad Majukan Batam




IKLAN RUTAN

iklan rutan

iklan rutan

Batam24.com l BATAM – Menjelang peringatan Hari Jadi Kota Batam ke-196, suasana di Masjid At-Taqwa Nongsa terasa lebih syahdu pada Jumat pagi (12/12/2025). Di halaman masjid yang menjadi lokasi makam Zuriat Nong Isa—tokoh sentral yang membuka lembaran awal sejarah Batam—Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra memimpin langsung prosesi ziarah bersama jajaran Forkompinda, tokoh zuriat, serta Ketua TP PKK Kota Batam Hj. Erlita Sari Amsakar.

Kegiatan ziarah berlangsung sederhana namun sarat makna. Bagi Amsakar dan Li Claudia, mengenang sejarah bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang Batam yang kini tumbuh menjadi pusat industri dan investasi nasional.

Sejarah yang Tak Boleh Terputus

Di sela kegiatan, Amsakar kembali mengulas proses panjang penetapan Hari Jadi Batam. Pembahasannya tidak mudah. Tokoh seperti Temenggung Abdul Jamal dan Raja Ali Kelana sempat menjadi rujukan sebelum akhirnya penetapan mengerucut pada sosok Nong Isa atau Raja Isa.

Dokumen otentik dari Arsip Nasional menjadi dasar kuat. Catatan Sultan Abdurrahman dan Raja Jakfar menegaskan adanya mandat kepada Nong Isa pada 22 Jumadil Akhir 1245 Hijriah atau 18 Desember 1829. Dari penugasan inilah sejarah pemerintahan Batam bermula.

“Diskusinya panjang, tiga kali pertemuan besar dan dua seminar. Keputusan akhirnya kita temukan dalam dokumen yang jelas menyebut tanggal dan mandat itu,” ujar Amsakar, yang saat itu menjabat ketua tim perumus penetapan Hari Jadi Batam.

Sejak awal, kata Amsakar, Batam dikenal sebagai tempat persinggahan para musafir dari berbagai daerah sebelum melanjutkan perjalanan menuju Tanah Suci melalui Singapura. Dari titik ini tumbuh pemukiman, aktivitas ekonomi, hingga cikal bakal pemerintahan lokal.

Batam Terus Melaju

Perjalanan Batam kemudian berkembang pesat. Dari wilayah wakilschap era kolonial, menjadi pusat pemerintahan lokal pada 1882, hingga memasuki babak baru dengan hadirnya Otorita Batam. Kini Batam berdiri sebagai kota otonom yang terus menguatkan posisi sebagai pusat industri, logistik, pariwisata, dan investasi.

Hari Jadi Batam tahun ini mengusung tema “Unggul dan Berdaya Saing”. Tema ini mencerminkan upaya Pemko memperkuat pelayanan publik, meningkatkan kualitas SDM, serta meneguhkan Batam sebagai daerah yang memiliki daya tarik ekonomi berskala nasional dan internasional.

Amsakar menegaskan bahwa sinergi Pemko Batam dengan BP Batam merupakan kunci percepatan pembangunan yang sudah tampak nyata. Meski begitu, ia mengakui masih ada pekerjaan besar—terutama persoalan air dan sampah—yang terus ditangani melalui kolaborasi lintas entitas.

“Yang kita perlukan sekarang adalah bergerak bersama. Fokus kita pada masa depan Batam, bukan lagi membahas hal-hal kontraproduktif,” tegasnya.

Capaian Daerah dan Harapan Baru

Di hadapan para tokoh zuriat, Amsakar memaparkan beberapa capaian daerah. Pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 6,89% pada triwulan III tahun 2025. Realisasi investasi menembus 91% atau sekitar Rp54,7 triliun dari target Rp60 triliun. Selain itu, berbagai proyek penanganan banjir, peningkatan layanan air bersih, dan pengelolaan sampah terus dipercepat.

“Pembangunan Batam ini kerja besar. Tidak bisa hanya satu pihak, harus bersama pemerintah, tokoh adat, komunitas, hingga dunia usaha,” ujar Amsakar.

Prosesi ziarah ditutup dengan doa bersama. Wajah-wajah para peserta terlihat penuh harapan agar Batam semakin maju dan bersatu.

“Selamat Hari Jadi Kota Batam ke-196. Mari kita bergerak serempak untuk Batam yang lebih hebat dan dahsyat,” tutup Amsakar.

Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra turut menyampaikan pandangannya. Ia menilai ziarah ke makam zuriat merupakan tradisi penting yang harus dikenalkan kepada generasi muda.

“Kegiatan seperti ini harus terus dilestarikan agar anak-anak muda memahami sejarah Batam. Kita tidak boleh melupakan sejarah,” ujarnya.

Kalimat itu menegaskan komitmen keduanya: membawa Batam melangkah semakin jauh, tanpa pernah melepaskan akar sejarah yang menjadi fondasi tumbuhnya kota ini. (Rara)