Implementasi Mandatori B40 Dimulai Akhir 2025, Pemerintah Targetkan Pengurangan Impor Minyak Rp 42 Triliun
Pemerintah Indonesia mulai mengimplementasikan mandatori B40 pada akhir 2025 untuk sektor transportasi. Program ini ditargetkan menghemat devisa negara hingga Rp 42 triliun per tahun melalui peningkatan penyerapan CPO menjadi biodiesel.
Batam24.com | Jakarta, 28 November 2025 — Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan bahwa persiapan implementasi program mandatori B40 (Bahan Bakar Campuran Biodiesel 40%) untuk sektor transportasi dan industri telah mencapai tahap final dan dijadwalkan mulai berlaku secara bertahap pada akhir tahun 2025.
Keputusan ini menjadi langkah strategis nasional untuk meningkatkan kemandirian energi, menyerap produksi minyak sawit mentah (CPO) dalam negeri, serta menekan defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
Uji Coba dan Kesiapan Infrastruktur
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Arifin Tasrif (nama sebenarnya), pada konferensi pers di Jakarta, Jumat, 28 November 2025, menyatakan bahwa uji coba B40 pada berbagai jenis kendaraan dan mesin industri telah menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak mengganggu performa mesin secara signifikan.
-
Tanggal Kunci: Pelaksanaan B40 yang menggantikan B35 saat ini, direncanakan dimulai secara penuh di beberapa kota besar, termasuk pusat-pusat industri di Jawa dan Sumatera, pada Desember 2025.
-
Target Ekonomi: Pemerintah optimis program B40 akan berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp 42 triliun per tahun melalui pengurangan signifikan impor minyak diesel fosil.
-
Dampak Sawit: Kebijakan ini juga menjadi solusi bagi industri sawit domestik, memastikan penyerapan sekitar 15 juta kiloliter CPO yang diubah menjadi biodiesel.
Dukungan Industri
Kesiapan infrastruktur blending (pencampuran) dan distribusi di terminal bahan bakar Pertamina juga telah diverifikasi. Industri otomotif, khususnya produsen kendaraan diesel, telah diwajibkan untuk memastikan produk baru mereka kompatibel dengan campuran B40.
Kebijakan B40 ini diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional dan posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar energi terbarukan global.
(Dykha)





