990 Jiwa Meninggal Akibat Bencana Sumatra, Presiden Prabowo Tekankan Percepatan Pemulihan Infrastruktur
ini memberikan pembaruan terkini mengenai dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatra (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat). Fokus utama adalah data korban yang mencapai 990 jiwa meninggal dunia, operasi SAR yang masih berlangsung, serta penekanan Presiden Prabowo Subianto pada percepatan pemulihan infrastruktur vital, termasuk jalan, jembatan, dan pasokan listrik, yang sangat penting untuk distribusi bantuan logistik kepada hampir 900.000 pengungsi.
Batam24.com | ACEH, SUMATERA UTARA, SUMATERA BARAT – Tragedi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—terus memakan korban jiwa. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari Jumat (12/12/2025) melaporkan, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 990 jiwa, dengan 222 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) yang melibatkan tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan relawan masih diintensifkan, terutama di wilayah-wilayah yang tertimbun lumpur tebal. Laporan terkini menyebutkan, penemuan korban tambahan banyak terjadi di area Aceh Utara yang menjadi salah satu titik terparah. Sementara itu, total pengungsi kini mendekati angka 900.000 jiwa yang tersebar di berbagai posko darurat.
Prioritas Pemulihan Infrastruktur
Pemulihan infrastruktur menjadi fokus utama setelah Presiden Prabowo Subianto kembali tiba di Sumatra dini hari tadi untuk memimpin rapat koordinasi penanganan bencana. Rusaknya lebih dari 112.000 unit rumah, serta putusnya akses jalan dan jembatan, menghambat distribusi bantuan.
"Percepatan perbaikan jalan dan jembatan mutlak harus dilakukan. Ini adalah kunci agar bantuan bisa sampai ke saudara-saudara kita yang terisolasi," tegas Presiden dalam rapat tersebut.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengerahkan ratusan alat berat untuk membersihkan material longsor. Di Sumatera Utara, perbaikan akses vital dilaporkan telah mencapai 78%. Namun, tantangan terberat masih dihadapi dalam pemulihan pasokan listrik di Aceh, di mana jaringan PLN baru tersambung sekitar 36%, yang juga berdampak pada sulitnya pemulihan jaringan telekomunikasi.
Kementerian Kesehatan juga memprioritaskan reaktivasi 41 rumah sakit dan 343 puskesmas yang terdampak untuk memastikan layanan kesehatan bagi warga dan pengungsi berjalan optimal.
Distribusi Bantuan dan Peringatan Dini
BNPB mencatat total 498 ton logistik telah masuk ke wilayah terdampak, dengan 351,4 ton di antaranya berhasil didistribusikan melalui berbagai jalur. Peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga dikeluarkan terkait adanya potensi cuaca ekstrem tambahan yang dipicu oleh Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia, yang dapat memicu hujan lebat dan angin kencang di pesisir Sumatra bagian selatan.
(Dykha)





