Skandal Nongsa Digital Park Menggelegar: Kontraktor Lokal Diduga Diperas, BP Batam Dituding Tutup Mata
Batam24.com l Batam — Aroma dugaan penyimpangan dalam proyek pembangunan di kawasan Nongsa Digital Park (NDP) kini menyeruak keras dan memicu kegelisahan publik. PT China Construction Yangtze River Indonesia (CCYRI) disorot tajam setelah diduga memangkas sepihak nilai kontrak, menahan pembayaran hingga miliaran rupiah, serta mengabaikan berbagai kewajiban kepada kontraktor lokal.
Kemarahan semakin meluas karena laporan resmi yang telah disampaikan kepada BP Batam dan pengelola KEK Nongsa disebut tak mendapatkan respons memadai. Tidak ada sikap tegas, tak ada klarifikasi, tak ada tindak lanjut.
Pemotongan Kontrak Disebut Brutal, Pembayaran Menggantung
Dokumen yang dihimpun menunjukkan CCYRI diduga memangkas nilai proyek dari Rp5,65 miliar menjadi Rp2,4 miliar—pemotongan ekstrem tanpa penjelasan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sejumlah pekerjaan besar seperti test pile dan retensi senilai lebih dari Rp1,5 miliar juga disebut tak kunjung dibayar. Kontraktor lokal seolah dibiarkan bekerja tanpa kepastian, sementara hasil kerja mereka dianggap remeh.
“Kontrak dipangkas sepihak, retensi Rp250 juta ditahan, pembayaran miliaran rupiah digantung, dan setiap ditagih mereka selalu mencari alasan,” ungkap salah satu perwakilan kontraktor yang dirugikan.
Kontraktor bahkan mengerjakan pekerjaan tambahan seperti pemecahan jalan dan pemindahan tiang panjang menggunakan alat berat milik sendiri. Namun dugaan pembayaran yang diberikan justru minim, bahkan dipotong kembali tanpa dasar yang jelas.
Tambahan pula, kesepakatan biaya standby alat berat senilai Rp1,2 miliar yang ditandatangani kedua belah pihak dikabarkan diabaikan begitu saja. Saat ditagih, manuver-manuver pengalihan isu kembali dimainkan.
BP Batam Diduga Berdiam Diri
Yang membuat publik geram bukan hanya dugaan praktik tak profesional dari CCYRI, tetapi juga sikap BP Batam yang dinilai tak mengambil tindakan apa pun meski laporan resmi sudah dimasukkan.
Sejumlah pertanyaan pun bergulir:
Mengapa BP Batam memilih diam?
Mengapa laporan ini tak diproses?
Apakah ada keberpihakan terhadap investor asing?
Ataukah terdapat kepentingan tertentu yang membuat kasus ini perlu “didiamkan”?
Sikap bungkam ini menimbulkan persepsi buruk: kontraktor lokal seakan tidak dilindungi, bahkan bisa diperlakukan semena-mena tanpa ada institusi yang berdiri di belakang mereka.
Citra Investasi Batam Dipertaruhkan
Batam selama ini dikampanyekan sebagai pusat investasi global. Namun dugaan skandal di NDP justru menunjukkan wajah lain: kontraktor lokal rentan menjadi korban permainan korporasi asing yang tak mengindahkan etika usaha.
Jika praktik seperti ini dibiarkan, iklim investasi Batam terancam rusak, bahkan membusuk dari akar. Kepercayaan pelaku industri dalam negeri pun dapat runtuh.
Menunggu Langkah Tegas
Hingga berita ini ditayangkan, CCYRI belum memberikan klarifikasi resmi. Sementara itu, BP Batam belum menunjukkan langkah konkret terkait laporan-laporan yang telah masuk.
Ketidakjelasan ini hanya memperkuat spekulasi bahwa ada sesuatu yang berusaha ditutupi.
Publik kini menuntut dua hal utama:
Keadilan bagi kontraktor lokal yang diduga dirugikan.
Tindakan nyata dari pemerintah dan BP Batam untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran.
Investasi tak seharusnya menjadi alasan pembiaran. Negara wajib hadir membela pelaku usaha di tanah sendiri. (Red)





