Nama IS Terus Mengemuka di Balik Masuknya Barang Seken Singapura ke Batam: Pola Rapi, Dugaan Pengawalan Kuat

Nama IS Terus Mengemuka di Balik Masuknya Barang Seken Singapura ke Batam: Pola Rapi, Dugaan Pengawalan Kuat




IKLAN RUTAN

iklan rutan

iklan rutan

Batam24.com l Batam — Investigasi lanjutan tim media kembali membuka tabir gelap praktik penyelundupan barang seken asal Singapura yang belakangan mencuat menjadi sorotan publik. Nama IS, seorang figur politik berpengaruh di Kepulauan Riau, kembali disebut oleh sejumlah sumber lapangan sebagai sosok yang diduga berada di balik mulusnya alur masuk barang-barang ilegal melalui Batam. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi resmi bahwa IS telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Senin (24/11/2025).

“Semua Ini Tidak Berjalan Tanpa Campur Tangan Tokoh Berpengaruh”

Beberapa sumber yang bekerja di sekitar lokasi bongkar muat mengungkap kepada redaksi bahwa pola arus barang seken melalui Batam berlangsung terlalu mulus untuk dikategorikan sebagai kelengahan biasa.

Menurut mereka, skema ini diduga mendapat dukungan dari figur politik berinisial IS — sosok yang dinilai memiliki pengaruh kuat dalam urusan perizinan, jaringan bisnis, hingga ranah penegakan aturan.

Salah satu sumber lapangan menyebut pola yang berulang:

– barang masuk menggunakan kontainer,

– manifes diduga dikelabui,

– kontainer lolos melalui jalur hijau bea cukai tanpa hambatan berarti.

“Kalau tidak ada sosok kuat yang mengawal, tidak mungkin selancar itu,” ujar seorang sumber.

Pemilik Barang Akui Beli di Singapura, Ekspedisi Urus Jalur Masuk

Tim investigasi menemukan bahwa pemilik balpres mengaku membeli barang langsung di Singapura. Proses masuk ke Batam dilakukan melalui jasa ekspedisi menggunakan kontainer.

Pada tahap inilah dugaan rekayasa dokumen mencuat. Manifes kontainer diduga diubah untuk menutupi jenis barang sebenarnya, sementara proses clearance disebut-sebut melibatkan oknum berpengaruh yang memberi “lampu hijau”.

Klaim Bea Cukai Dipatahkan Sumber Lapangan

Sebelumnya, pihak Bea Cukai mengeklaim bahwa barang-barang tersebut merupakan hasil penindakan (barang tangkapan). Namun, informasi tersebut justru dibantah oleh sumber-sumber lapangan yang terlibat langsung dalam proses pengeluaran barang.

Para sopir kontainer dan lori menegaskan bahwa mereka tidak mungkin berani mengeluarkan barang tanpa “jaminan” dari pihak tertentu.

Bahkan, beberapa narasumber menyebut adanya dugaan kongkalikong antara oknum aparat dan pihak eksternal yang memiliki kedekatan politik.

“Tidak ada sopir yang mau ambil risiko kalau tidak ada orang besar yang mengatur,” ujar seorang narasumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak-pihak yang diduga terlibat dalam perkara ini. (Tim)

Bersambung…