Lukisan Gua di Sulawesi Ditetapkan Berusia 51.200 Tahun

Lukisan Gua di Sulawesi Ditetapkan Berusia 51.200 Tahun
Gambar ini sangat mirip dengan lukisan yang dikenal sebagai Babi Kutil Sulawesi (Sus celebensis) yang ditemukan di gua-gua karst di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang merupakan salah satu karya seni figuratif tertua di dunia.




IKLAN RUTAN

iklan rutan

iklan rutan

Batam24.com | SULAWESI SELATAN – Dunia arkeologi dan sejarah seni kembali dibuat terperangah oleh temuan luar biasa dari Indonesia. Sebuah lukisan figuratif di dalam kompleks gua karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, kini secara resmi diakui sebagai karya seni figuratif tertua di dunia, dengan perkiraan usia mencapai 51.200 tahun.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah bergengsi ini menggeser rekor sebelumnya dan menegaskan kembali status Nusantara sebagai salah satu pusat peradaban dan perkembangan seni prasejarah paling signifikan di planet ini.

Gua Leang Karampuang dan Misteri 51 Ribu Tahun

Lukisan kuno tersebut ditemukan di Gua Leang Karampuang, yang merupakan bagian dari lanskap karst Maros-Pangkep. Penelitian intensif yang dilakukan oleh tim arkeolog gabungan Indonesia dan Australia berhasil menetapkan usia lukisan menggunakan metode mutakhir.

Metode Penentuan Usia: Para peneliti menggunakan teknik Laser Ablation U-Series (LA-U-series) untuk menganalisis lapisan kalsit yang terbentuk di atas pigmen lukisan. Metode ini memungkinkan penetapan batas usia minimum yang sangat akurat.

Detail Karya Seni: Lukisan yang kini memegang rekor dunia tersebut menggambarkan sebuah adegan naratif kompleks:

  • Tiga figur berbentuk therianthrope (makhluk campuran manusia dan hewan)

  • Figur-figur tersebut tampak sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan Sulawesi (Sus celebensis), fauna endemik daerah tersebut.

Para ahli menafsirkan adegan ini sebagai representasi perburuan ritualistik atau bahkan narasi spiritual yang kaya, menunjukkan kemampuan kognitif dan ekspresi artistik yang maju dari masyarakat prasejarah yang mendiami gua tersebut.

Indonesia Mengukuhkan Diri sebagai Pusat Seni Prasejarah

Penemuan ini bukan yang pertama dari Sulawesi yang mengguncang dunia arkeologi. Sebelumnya, lukisan gua tertua di dunia juga sudah berulang kali ditemukan di kawasan yang sama, termasuk:

  • Lukisan Babi Kutil di Leang Tedongnge, Pangkep, yang berusia 45.500 tahun.

  • Lukisan Adegan Perburuan di Leang Bulu' Sipong 4, berumur sekitar 44.000 tahun.

Dengan temuan terbaru 51.200 tahun ini, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya, menantang narasi sejarah seni yang selama ini didominasi oleh temuan dari Eropa, seperti di Gua Chauvet, Prancis. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi artistik yang kaya dan canggih telah berkembang di Asia Tenggara jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Implikasi bagi Sejarah Peradaban Manusia

Penemuan di Leang Karampuang ini memiliki implikasi besar terhadap pemahaman kita mengenai migrasi, kemampuan kognitif, dan perkembangan budaya manusia modern awal.

"Lukisan ini memberikan jendela penting ke dalam pikiran manusia purba. Ini bukan hanya tentang teknik melukis, tetapi juga kemampuan mereka untuk menciptakan cerita, mitos, dan pandangan dunia yang kompleks," ujar Dr. Basran Burhan, salah satu peneliti dari tim yang terlibat.

Pemerintah dan lembaga terkait didorong untuk meningkatkan upaya konservasi dan penelitian di kawasan Maros-Pangkep guna melindungi warisan budaya tak ternilai ini dari kerusakan akibat alam maupun aktivitas manusia.

(Dykha)