Bromo di Musim Transisi: Kesiapan Jalur dan Tren Kunjungan Wisatawan (November 2025)
Gunung Bromo di penghujung musim kemarau 2025, menyajikan pemandangan sunrise yang dramatis di atas lautan awan, seperti terlihat dari Penanjakan. Kabut pagi menyelimuti kaldera, dengan Gunung Semeru (Mahameru) menjulang di latar belakang. Kunjungan di bulan November wajib booking online dan patuh pada aturan konservasi TNBTS, terutama larangan menyalakan api. Pemandangan epik ini hanya bisa dinikmati dengan kendaraan berizin!
Batam24.com | MALANG/PROBOLINGGO – Memasuki bulan November 2025, Gunung Bromo di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi fokus bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan sebelum intensitas hujan meningkat. Pengelola TNBTS menerapkan kebijakan ketat untuk menjaga keamanan dan kelestarian kawasan.
1. Kondisi Cuaca dan Tren Kunjungan
-
Puncak Kunjungan Domestik: Tren pada November menunjukkan peningkatan kunjungan domestik, memanfaatkan cuaca yang masih cukup cerah di pagi hari untuk melihat sunrise dari penanjakan.
-
Transisi Musim: Meskipun masih banyak hari cerah, pihak TNBTS mengingatkan bahwa November adalah bulan transisi. Wisatawan diimbau untuk selalu menyiapkan pakaian tebal dan perlengkapan anti-air karena hujan lebat bisa terjadi tiba-tiba di sore hari.
-
Akses Jalur: Semua jalur utama menuju Bromo, termasuk via Cemara Lawang (Probolinggo), Tumpang (Malang), dan Wonokitri (Pasuruan), dilaporkan tetap dibuka dan dalam kondisi baik, namun dibatasi hanya untuk kendaraan wisata berizin (jeep/hardtop).
2. Kebijakan Tiket dan Kuota
-
Sistem Booking Online: Pengelola TNBTS terus memberlakukan sistem booking tiket masuk secara online melalui situs resmi. Hal ini bertujuan untuk mengontrol jumlah pengunjung dan mencegah penumpukan, sejalan dengan upaya konservasi kawasan.
-
Harga Tiket: Harga tiket masuk TNBTS untuk wisatawan domestik dan mancanegara pada November 2025 dilaporkan tidak mengalami perubahan signifikan dari bulan sebelumnya.
3. Edukasi dan Konservasi
-
Peringatan Larangan: Pengelola secara aktif memberikan edukasi kepada wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dilarang menyalakan api atau rokok di area Savana atau Lautan Pasir, mengingat risiko kebakaran yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
-
Area View Populer: Titik favorit seperti Penanjakan 1, Bukit Kingkong, dan Lautan Pasir menjadi area yang paling ramai dikunjungi, dengan alur wisatawan diatur oleh petugas untuk menghindari kepadatan.
(Dykha)





