Dari Batam ke Salareh Aia: Perjalanan Kemanusiaan Yapindo dan IJTI Sumatera ke Lokasi Terparah Bencana Agam

Dari Batam ke Salareh Aia: Perjalanan Kemanusiaan Yapindo dan IJTI Sumatera ke Lokasi Terparah Bencana Agam




IKLAN RUTAN

iklan rutan

iklan rutan

Batam24.com l Batam – Jalan berliku yang memutari Danau Maninjau menjadi saksi langkah kemanusiaan yang ditempuh Yayasan Mitra Mulia Yapindo di bawah naungan PT Royal Mitra International bersama Korwil Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumatera.

Di tengah medan berat, rombongan ini memilih hadir langsung ke jantung duka warga Sumatera Barat yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor.

Perjalanan panjang itu dipimpin Direktur Utama PT Royal Mitra International Andihar bersama jajaran yayasan, didampingi Ketua IJTI Korwil Sumatera Gusti Yennosa dan rombongan jurnalis. 

Mereka menyusuri jalur rusak, longsoran tanah, dan tikungan tajam demi menjangkau Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, salah satu wilayah dengan dampak terparah.

Jejak bencana masih jelas terlihat saat tim tiba, Jumat (12/12/2025). Lumpur menutup badan jalan, rumah-rumah rusak berat, dan sebuah sekolah dilaporkan rata dengan tanah. Di tengah puing dan sisa banjir itulah bantuan diserahkan, bukan melalui posko, melainkan langsung dari tangan ke tangan warga.

“Alhamdulillah kami dari PT Royal Mitra International sudah sampai di Salareh Aia dan melihat langsung musibah yang sangat luar biasa dahsyat. Setibanya di lokasi, kami langsung menyalurkan bantuan kepada para korban melalui Yayasan Mitra Mulia Yapindo bergandengan dengan teman-teman jurnalis,” ujar Iwan, perwakilan yayasan.

Warga menyambut dengan antusias. Wajah-wajah lelah yang menahan duka tampak menengadah penuh harap ketika truk berhenti di jorong pertama. Bantuan berupa kebutuhan pokok seperti beras hingga obat-obatan menjadi penopang awal untuk bertahan di tengah keterbatasan.

Selain bantuan, tim juga menyampaikan simpati dan duka mendalam kepada keluarga korban. Bagi mereka, kehadiran relawan dan jurnalis bukan sekadar membawa logistik, tetapi juga dukungan moral untuk bangkit.

“Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat terdampak. Tetap tabah dan terus semangat menjalani kehidupan,” tutur Iwan.

Sebelumnya, IJTI Korwil Sumatera telah lebih dulu menyalurkan bantuan sejak 6 hingga 11 Desember 2025. Ketika Yayasan Mitra Mulia Yapindo juga berada di Sumatera Barat, kedua pihak sepakat bergerak bersama, menyatukan tenaga dan kepedulian untuk menjangkau warga yang paling membutuhkan.

Keputusan menempuh jalur memutari Danau Maninjau bukan tanpa risiko. Tiga jam perjalanan terasa lebih panjang di atas jalan yang memaksa kendaraan berjalan merayap. Namun, bagi rombongan, medan berat itu sebanding dengan kebutuhan warga yang menunggu.

“Kita tidak bisa membayangkan betapa berat kehidupan mereka setelah bencana. Banyak rumah hanyut, ada keluarga kehilangan orang tercinta,” ujar Gusti Yennosa yang akrab disapa Oca.

Ia menegaskan, penyaluran bantuan dilakukan langsung ke rumah-rumah warga untuk memastikan tepat sasaran. 

“Ini amanah para donatur. Harapan mereka kami titipkan langsung ke tangan masyarakat,” katanya.

Di Salareh Aia, bantuan itu bukan sekadar barang. Ia menjadi simbol bahwa di tengah bencana dan kehilangan, masih ada tangan-tangan yang datang membawa kepedulian dan harapan. (Rara)