Dorong Gerakan Hijau, Kemenag Ingatkan Pentingnya Kerukunan Manusia dan Alam
kerukunan juga mencakup hubungan manusia dan alam. Kemenag ingin rumah ibadah bertransformasi menjadi pusat konservasi, ketahanan bencana, dan Gerakan Hijau untuk menciptakan umat yang saleh secara ekologis.
Batam24.com | JAKARTA, 11 Desember 2025 – Menteri Agama (Menag), Bapak Yaqut Cholil Qoumas, kembali menegaskan pentingnya implementasi ekoteologi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Menag menekankan bahwa konsep kerukunan tidak hanya terbatas pada hubungan antarmanusia (ukhuwah insaniyah) dan antarumat beragama (ukhuwah wathoniyah), tetapi juga harus mencakup kerukunan antara manusia dan alam.
Penekanan ini datang seiring dengan tantangan global berupa krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin nyata.
Tugas Spiritual Menjaga Keseimbangan
Dalam beberapa kesempatan, Menag menyoroti bahwa ajaran agama pada dasarnya memberikan mandat kepada umat manusia untuk bertindak sebagai khalifah atau penjaga di muka bumi. Konsep ini menolak pandangan bahwa manusia berhak mengeksploitasi alam tanpa batas.
"Tugas spiritual kita hari ini adalah menjaga keseimbangan alam (mīzān)," ujar Menag. "Kita harus melihat krisis lingkungan bukan hanya sebagai masalah politik atau ekonomi, tetapi sebagai kegagalan etika dan spiritual kita dalam menghormati ciptaan Tuhan."
Transformasi Fungsi Rumah Ibadah
Salah satu inisiatif kunci yang didorong Kemenag adalah transformasi fungsi rumah ibadah—baik masjid, gereja, pura, maupun vihara—menjadi pusat gerakan konservasi dan ketahanan bencana.
Menag memberikan contoh konkret: rumah ibadah, khususnya di daerah rawan bencana seperti Sumatera, harus siap berfungsi sebagai tempat pengungsian yang aman dan terkelola saat terjadi bencana. Lebih dari itu, rumah ibadah didorong untuk menjadi simbol Gerakan Hijau, melalui:
-
Edukasi Lingkungan: Mengintegrasikan pesan pelestarian alam dalam khotbah dan ceramah.
-
Manajemen Sampah: Menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti minimisasi sampah plastik, di lingkungan ibadah.
-
Konservasi Sumber Daya: Mendorong hemat energi dan air.
Respons Umat dan Harapan Kemenag
Pesan ini disambut baik oleh berbagai organisasi keagamaan yang memang telah lama mengimplementasikan program berbasis ekoteologi. Namun, Kemenag berharap gerakan ini dapat lebih masif dan terstruktur hingga ke tingkat desa.
Melalui program ini, Kemenag berharap dapat mencetak umat beragama yang tidak hanya saleh secara ritual, tetapi juga saleh secara sosial dan ekologis, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan nasional dan kelestarian lingkungan Indonesia.
(Dykha)





